Jegog Mebarung Kesenian Khas Kabupaten Jembrana Keunikan Bali
Gamelan Jegog - Source |
Kabupaten Jembrana di Bali Barat dengan ibu
kotanya Negara, 100 km arah ke barat dari kota Denpasar menampilkan gambelan
bambu (musik dari pohon bambu) lebih dominan.
Kabupaten Jembrana di Pintu Gerbang Bali
Barat ini, memiliki kesenian khasnya yang diberi nama "Jegog",
gambelan yang terbuat dari pohon bambu berukuran besar yang telah begitu
populer baik di dalam negeri maupun di luar negeri sehingga Kabupaten Jembrana
diberi julukan sebagai "Tanah Jegog" (Home of Jegog).
Kesenian ini diciptakan oleh seniman yang
bernama Kiyang Geliduh dari Dusun Sebual Desa Dangintukadaya pada tahun 1912,
kata jegog diambil dari instrumen Kesenian Gong Kebyar yang paling besar.
Awalnya, jegog hanyalah berupa tabuh (barung
tabuh) yang fungsi awalnya sebagai hiburan para pekerja bergotong royong
membuat atap rumah dari daun pohon rumbia, dalam istilah bali bekerja bergotong
royong membuat atap dari daun pohon rumbia disebut “nyucuk”, dalam kegiatan ini
beberapa orang lagi menabuh gambelan jegog. Dalam perkembangan selanjutnya
gambelan jegog juga dipakai sebagai pengiring upacara keagamaan, resepsi
pernikahan, jamuan kenegaraan, dan kini sudah dilengkapi dengan drama tarian-tarian
yang mengambil inspirasi alam dan budaya lokal seperti yang namanya Tabuh
Trungtungan, Tabuh Goak Ngolol, Tabuh Macan Putih dengan tari-tariannya seperti
Tari Makepung, Tari Cangak Lemodang, sebagai seni pertunjukan wisata.
Penampilan gambelan jegog begitu menohok,
para penabuh menari-nari di atas gambelan, suara jegog begitu gemuruh, rancak,
riuh, bergaung dan sering menggelegar menembus ruang batas yang bisa didengar
dari jarak jauh apalagi dibunyikan pada waktu malam hari suaranya bisa
menjangkau jarak sampai tiga 3 Km.
Kesenian jegog ini bisa dipakai sebagai
atraksi perlombaan jegog. Perlombaan jegog dalam bahasa Bali
disebut "Jegog Mebarung", yaitu pementasan seni jegog dengan tabuh
mebarung. Mebarung artinya bertarung antara dua jegog atau bisa juga bertarung
antara tiga jegog, dalam bahasa bali disebut jegog barung dua atau jegog barung
tiga .
Jegog mebarung ini biasanya dipertontonkan
pada acara-acara syukuran yaitu pada acara suka ria di Desa.
Untuk di ketahui bagimana penampilan jegog
mebarung, dapat dijelaskan sebagai berikut : Dua perangkat gambelan jegog atau
tiga perangkat gambelan jegog ditaruh pada satu areal yang cukup untuk dua atau
tiga perangkat gambelan jegog. Masing-masing Kru jegog ini membawa penabuh 20
orang. Pada saat mebarung masing-masing jegog mengawali dengan menampilkan
tabuh yang namanya Tabuh Trungtungan yaitu suatu tabuh sebagai ungkapan rasa
terima kasih dan hormat kepada para penonton dan penggemar seni jegog, dengan
durasi waktu masing-masing 10 menit. Tabuh terungtungan ini adalah tabuh yang
suaranya lembut dan kedegarannya sangat merdu karena melantunkan lagu-lagu
dengan irama yang sangat mempesona sebagai inspirasi keindahan alam bali.
Setelah penampilan Tabuh Terungtungan baru
dilanjutkan dengan atraksi jegog mebarung yaitu masing-masing penabuh memukul
gambelan jegog secara bersamaan antara Kru jegog yang satu dengan kru jegog
lawan mebarung. Penabuh memukul gambelan jegog (musik jegog) dengan sangat
keras sehingga kedegarannya musik jegog tersebut sangat riuh dan sangat gaduh
dan kadang-kadang para penonton sangat sulit membedakan suara lagu musik jegog
yang satu dengan yang lainnya.
Karena saking kerasnya dipukul oleh penabuh,
maka tidak jarang sampai gambelan jegognya pecah dan suaranya pesek (serak).
Tepuk tangan dari para penonton sangat rame
begitu juga sepirit dari masing-masing Kru jegog sangat riuh saling ejek dan
saling soraki, apalagi gambelan jegognya sampai pecah dipukul oleh penabuh,
maka sepirit dari kru jegog lawannya menyoraki sangat riuh dan mengejek dengan
melakukan tari-tarian sambil berteriak-teriak yang bisa kadang-kadang
menimbulkan emosi bagi sipenabuh jegog.
Penentuan kalah dan menang jegog mebarung ini
adalah para penonton karena jegog mebarung ini tidak ada tim juri khusus jadi
tergantung penilaian para penonton saat itu yaitu apabila suara salah satu
gambelan jegog kedegarannya oleh sipenonton lebih dominan dan teratur suara
lagu-lagunya, maka jegog tersebut dinyatakan sebagai pemenang mebarung.
Sedangkan hadiahnya bagi sipemenang adalah
berupa suatu kebanggaan saja bagi kru jegog tersebut, karena jegog mebarung
adalah pertunjukan kesenian yang tujuannya untuk menghibur para penonton dan
para penggemarnya. Jadi pertunjukan jegog mebarung adalah pertunjukan hiburan.
Kesenian jegog ini sudah melanglang buana karena sudah sering melawat ke luar
negeri dan telah menembus 3 bunoa seperti Eropa, Afrika dan Asia, sedangkan
intensitas lawaran ke Jepang yang paling menonjol sejak tahun 1971 di kota
Saporo, Pulau Hokaido oleh almarhum Nyoman Jayus hingga tahun 2003 di Kota
Okayama.
Demikian adanya Kesenian
jegog di Kabupaten Jembrana yang terus berkembang dan tidak pernah surut oleh
perkembangan jaman dan apabila ingin menikmati keindahan kesenian musik jegog
bisa ditampilkan setiap saat di Kabupaten Jembrana.
0 comments: