Tempat - tempat Wisata yang Harus Dikunjungi di Bali

sumber gambar

Bali, dengan berjuta pesonanya tidak akan pernah membuat tiap pengunjungnya menyesal telah mengunjunginya berulang kali. Bila kita berbicara tentang Bali, tidak akan pernah habis rasanya tempat-tempat indah yang dapat menyegarkan kembali isi pikiran kita. Sebelum kita menjelajahi Bali lebih jauh lagi, ada baiknya kita mengenal dulu beberapa tempat wisata yang harus dikunjungi.


PASAR SENI SUKAWATI
Buat anda pencinta pesona pulau dewata yang ngakunya hobi bolak-balik Bali, jangan sampai anda terkesan membual karena tidak membawa buah tangan apa-apa untuk kerabat anda di daerah asal anda. Tapi berhati-hatilah, karena buah tangan yang akan anda bawa ke daerah asal anda harganya bisa sangat tinggi. Hal itu berlaku hanya jika anda tidak membelinya langsung dari tangan pengrajinnya. Nah, bagi anda pencinta Pulau Dewata ini, sangat direkomendasikan untuk mengunjungi Pasar Seni Sukawati karena hanya disini anda dapat membeli barang-barang yang super unik dengan super murah, karena segala pernak-pernik tentang Bali, ada disini dan dijual layaknya pasar tradisional, jadi anda masih bisa melakukan tawar-menawar menyesuaikan dengan budget anda. Jika anda hendak mengunjungi tempat ini, sangat direkomendasikan datang diantara jam 13.00 - 16.00 WITA. Pasar ini terletak di desa Sukawati Kabupaten Gianyar, pasar ini sudah sangat terkenal keseluruh penjuru dunia. Jangan menyerah dengan harga yang ditawarkan oleh pedagang, karena mereka memberikan harga yang masih bisa ditawar, beda dengan supermarket yang menjual barang dengan harga super pas.









UBUD
Mau tahu pusat seni di Bali dan tempat dimana bisa menemukan kehidupan orang Bali yang sesungguhnya? Ubud adalah jawabannya. Ubud, yang terletak di kabupaten Gianyar, sejak dulu dikenal sebagai kampung seni. Ubud terutama terkenal di antara para wisatawan mancanegara karena lokasi ini terletak di antara sawah dan hutan yang terletak di antara jurang-jurang gunung yang membuat alam sangat indah. Selain itu Ubud dikenal karena seni dan budaya yang berkembang sangat pesat dan maju. Denyut nadi kehidupan masyarakat Ubud tidak bisa dilepaskan dari kesenian. Di sini banyak pula terdapat galeri-galeri seni, serta arena pertunjukan musik dan tari yang digelar setiap malam secara bergantian di segala penjuru desa. Nah, bagi anda yang membutuhkan kesegaran pikiran tingkat akut, direkomendasiin banget deh buat mengunjungi tempat ini. Sebaiknya anda datang di pagi, siang, atau sore hari, ya namanya juga menikmati suasana alam, kalo mau liat pemandangan yang ciamik ya pas terang, masak malem, hehehe..








NANTI DISAMBUNG LAGI YA, MAU CARI UANG DULU :D

2 comments:

Persiapan untuk Menjadi PNS di 2013





Jakarta - Pemerintah bakal menyaring 60.000 calon pegawai negeri sipil (CPNS) di tahun 2013 ini. Nantinya para CPNS wajib lulus Tes Kompetensi Dasar (TKD) dan Tes Kompetensi Bidang (TKB).

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Azwar Abubakar mengajak seluruh pejabat pembina kepegawaian (PPK) baik di pusat maupun daerah agar seleksi CPNS tahun 2013 ini dilaksanakan dengan bersih, obyektif, transparan, kompetitif dan bebas dari KKN, serta tidak dipungut biaya.

"Hal itu perlu dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan generasi muda bahwa untuk menjadi PNS hanya kemampuan diri sendiri," ungkap Azwar dalam keterangannya, Selasa (9/7/2013).

Azwar menegaskan, salah satu program percepatan reformasi birokrasi di bidang Sumber Daya Manusia Aparatur adalah melakukan perbaikan Sistem Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil. Tujuannya agar seleksi ini menghasilkan CPNS yang profesional, jujur, bertanggungjawab, dan netral.

CPNS dimaksud harus memiliki karakteristik pribadi selaku penyelenggara pelayanan kepada masyarakat, mampu berperan sebagai perekat NKRI. Selain itu, juga memiliki intelegensia yang tinggi untuk pengembangan kapasitas dan kinerja organisasi pemerintah, serta memilki keterampilan, keahlian, dan perilaku sesuai dengan tuntutan jabatan.

Untuk itu, lanjut Azwar, setiap CPNS harus mengikuti dan lulus tes kompetensi dasar (TKD), dan tes kompetensi bidang (TKB), sesuai bidang tugas masing-masing jabatan.

Untuk TKD, seperti tahun 2012, kisi-kisinya terdiri dari 3 kelompok.

  • Pertama, tes wawasan kebangsaan (TWK), yang dimaksudkan untuk menilai penguasaan pegetahuan dan kemampuan mngimplementasikan nilai-nilai 4 pilar kebangsaan Indonesia, meliputi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. NKRI ini meliputi sistem tata Negara, baik pusat maupun daerah, sejarah perjuangan bangsa, peranan Indoensia dalam tatanan regional maupun global, dan kemampuan berbahasa Indonesia secara baik dan benar.
  • Kedua, tes itelegensi umum (TIU), yang dimaksudkan untuk menilai kemampuan verbal, yakni kemampuan dalam menyampaikan informasi secara lisan maupun tulis, kemampuan numeric, yakni kemampuan melakukan operasi perhitungan angka dan melihat hubungan diantara angka-angka.
  • Ketiga, tes karakteristik pribadi (TKP), yang dimaksudkan untuk menilai integritas diri, semangat berprestasi, kreativitas dan inovasi, orientasi pada pelayanan dan orang lain, kemampuan beradaptasi, mengendalikan diri, bekerja mandiri dan tuntas, kemauan dan kemampuan belajar berkelanjutan, kemampuan bekerjasama dalam kelompok, dan kemampuan menggerakkan dan mengkoordinir orang lain.
Adapun kisi-kisi materi tes kompetensi bidang, disusun dan ditetapkan oleh masing-masing instansin pembina jabatan fungsional. Misalnya, untuk guru oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk medis paramedic oleh Kemenetrian Kesehatan.

Penyusunan soal dan pengolahan hasil TKD disusun oleh panitia pengadaan CPNS nasional, dibantu oleh tim ahli dari konsorsium perguruan tinggi. Untuk tahun ini, pengolahan hasil TKD juga akan menggunakan computer assisted test (CAT).

Untuk penentuan kelulusan TKD, berdasarkan nilai ambang batas kelulusan (passing grade) yang ditetapkan oleh Menteri PAN-RB berdasarkan rekomendasi dari Tim Ahli/Konsorsium Perguruan Tinggi Negeri. Sedangkan TKB, hanya untuk peserta seleksi yang telah dinyatakan lulus TKD.

"Peserta seleksi dapat diproses pengangkatannya sebagai CPNS apabila telah lulus TKD dan lulus TKB," imbuh Azwar.

0 comments:

Apakah Tuhan itu Ada?


Suatu hari seorang tukang cukur bilang,"Saya tidak percaya Tuhan itu ada".

"Kenapa kamu berkata begitu ???" timpal si customer.

"Begini, coba Anda perhatikan di depan sana , di jalanan... untuk
menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada.
Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada,
Adakah yang sakit??,
Adakah anak terlantar??
Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan.
Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan
membiarkan ini semua terjadi."

Si  customer diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena
dia tidak ingin memulai adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si  customer pergi
meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada
orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar, gimbal, kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si  customer balik ke tempat tukang cukur dan berkata, "Kamu tahu,
sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR."

Si tukang cukur tidak terima," Kamu kok bisa bilang begitu ??".
"Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!"

"Tidak!" elak si  customer.
"Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang
dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang diluar sana ", si  customer menambahkan.

"Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!", sanggah si tukang cukur.
" Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa
mereka tidak datang ke saya", jawab si tukang cukur membela diri.

"Cocok!" kata si  customer menyetujui. "Itulah point utama-nya!. Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA ! Tapi apa yang terjadi... orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini."

Si tukang cukur terbengong !!!

0 comments:

Solusi untuk Display Picture BBM Tidak Mau Diganti/Berubah



Hai teman-teman.
Maaf agak out of topic dikit nihh, tapi mengingat banyaknya beredar broadcast di Blackberry Messenger akhir-akhir ini, ada baiknya kita bahasa bagaimana cara mengganti DP BBM yang bandel ga mau diganti-ganti.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki Blackberry yang tidak mau mengganti Display Picture BBM Profile kita, diantaranya:

Run Diagnostics
Masuk ke menu setting (option) > mobile network > tekan tombol BB > diagnostics test > run > tunggu hingga selesai > exit > tekan alt+shift+del.
Kalo masih ga mau coba cabut kartunya sebentar.

Install Ulang Aplikasi BBM Kamu
coba backup datanya > uninstall BBM > unduh ulang di mobile.blackberry.com > restore data

Restore Ulang Kontak BBM Kamu
  1. Matikan koneksi data (signal OFF)
  2. buka BBM
  3. Pastikan history chat yang ada di clear chat terlebih dahulu
  4. tekan menu (logo bb)
  5. klik pada option
  6. lakukan backup kembali secara lokal (dengan Media Card)
  7. Restart Blackberry
  8. buka kembali BBM
  9. masuk kembali ke option
  10. lakukan restore
  11. jika grup BBM sudah dianggap ok nyalakan koneksi data

Kalo masih ga bisa juga coba ganti provider seluler kamu, karena mungkin jaringannya ada yang kurang cocok dengan lingkungan tempat kamu.

Silahkan lakukan langkah diatas, tapi Do It With Your Own Risk ya teman-teman, pertanyaan lebih lanjut silahkan hubungi garansi resmi Blackberry kamu.

Nyoman Putra Antara - 2013


6 comments:

Sanggar Kesenian Bali di Jakarta




Bali, sebuah surga dunia asli Indonesia ini memiliki beragam kesenian tradisional yang sangat memukau mata dunia. Setiap pertunjukan kesenian yang kita saksikan akan membawa kita memasuki sebuah dunia baru yang sangat sakral dan penuh dengan keharmonisan. Keharmonisan yang selalu dijaga oleh masyarakat Bali, antara manusia dengan alam, manusia dengan manusia, dan manusia dengan sang Pencipta (Tri Hita Karana).
Kebutuhan dunia akan penampilan beragam kesenian Bali kini dapat dinikmati dengan mudah, salah satunya di Jakarta.
Bila anda berminat dengan penampilan beragam kesenian tradisional Bali, silahkan menghubungi kami. Kami siap melayani anda dengan jutaan pesona kesenian tradisional Bali, baik di Jakarta, maupun seluruh Indonesia.

silahkan KLIK DISINI untuk mendapatkan penampilan kesenian Bali di Jakarta ataupun seluruh Indonesia.

0 comments:

BALI TRADITIONAL DANCE



Traditional Balinese dances are the oldest form of performing arts in Bali. Traditional dances can be divided into two types, sacred dance called Wali and entertainment dance called Bebalihan. Wali (sacred dance) is usually performed in some ritual ceremonies only because it has strong magical powers and only can be performed by specific dancers. Bebalihan are usually performed in social events. In addition to entertain, Bebalihan also has other purposes such as: welcoming guests, celebration of harvests, or gathering crowds. Bebalihan has more variations than Wali.


WALI (Sacred Dance)

Pendet Dance
The original Pendet dance is performed by 4-5 young girls (before their puberty) in temple yards. Pendet dancers bring flowers in small Bokor (silver bowls for keeping flowers in a ceremony). They spread the flowers around the temple. This dance is a symbol of welcoming God in some ritual ceremonies in Bali.
Pendet actually has simple dance movements. These movements are the basic dance movements of Balinese dance. Pendet has undergone later development with variations and now is not only performed in ritual ceremonies but also in some social events. Pendet since has been known as a welcoming dance.

Rejang Dance
Another sacred dance for welcoming God in ritual ceremonies is Rejang. Like Pendet, Rejang is also strictly performed by females. The number of Rejang dancers is more than Pendet, over 10 dancers. Rejang dancers make long lines which surrounds the temple. The leader brings holy water called Tirtha which is spread around for purifying the temple. Depending on the cloth used by the dancer, Rejang can be divided into: Rejang Oyopadi, Rejang Galuh, and Rejang Dewa. Rejang can only be found performing in some ritual ceremonies in Bali.

Sanghyang Dance
Sanghyang dance is an inherited form from pre-Hindu culture which is still preserved in some places in Bali. This dance is believed to be potent of curing illnesses. The dancer has the ability to communicate with divine natural powers; performed by male and female trance dancers. This dance is accompanied by a song called Gending Shangyang, and in Sukawati this dance is also accompanied by the traditional Balinese instruments. Gending Sanghyang is believed to summon the powers of nature.
There are three steps in this dance, called Nusdus, Masolah, and Ngelinggihang. Nusdus is the first step in Sanghynag dance. In this step, the dancer’s soul is cleared by using holy smoke so they can communicate with the powers of nature. The second step is called Masolah. This step is when the powers have entered the dancer’s body. The dancer will move naturally in trance. The closing step is called Ngelinggihang. In this step, the natural powers have left the dancer’s body and the priest sprinkles holy water on the dancer. There are six types of Sanghyang dances, they are: Sanghyang Dedari, Sanghyang Deling, Sanghyang Bojog, Sanghyang Sampat, Sanghyang Celeng, and Sanghyang Jaran.

Tari Topeng (Mask Dance)
Originally Tari Topeng / Mask Dances in Bali are sacred, even at this time the creativity of Balinese dancers has developed Mask Dance to entertain as well. The sacred Mask Dances are usually performed by a single dancer or a group of male dancers in large ceremonies. They have a purpose for telling viewers about the historical background of why a ceremony must be held or to deliver Hinduism wisdom through simple conversation among dancers. It is also believed that it can protect a ceremony from evil interferences. The famous sacred Mask Dance is Topeng Pajegan.
Topeng Pajegan was based on a legend about an old priest named Sidhakarya. Sidhakarya actually is the brother of the king of the Gelgel kingdom who hailed from Java. He was chased away by the king of Gelgel (kingdom located in district of Klungkung) without clear reason. Before he left Klungkung, he cursed the king that every ritual ceremony proposed by the king will not run well. It became true. Finally the king realized his mistake and tried to apologize. For respecting the priest and neutralizing the curse, a mask dance must be performed before a ceremony is started, the Topeng Pajegan. So that is why Topeng Pajegan is always performed prior a big ceremony.
Topeng Pajegan is only performed by male dancers who use some masks. The main mask is called Sidhakarya. This dance tells us about Sidhakarya’s journey to Bali until he met the king and was chased away. Balinese people believe that the mask is the same as the Sidhakarya priest’s face. This dance is also believed to cure illnesses.

Legong Dance
Legong is one classic dance which is brought to stage by two girls employing similar dresses and movements. Legong that highlights divine dance movements and special costumes has been one famous icon of Bali’s art in the world.

lelong dance

Legong dance is a very classical entertainment and welcoming dance. The name was taken from the word leg meaning ‘beautiful movements’ and Gong meaning melodious sound from the traditional Balinese music instruments. Therefore, Legong means beautiful movements accompanied by instruments. This dance is one of the most difficult dances to learn because it has very complex movements and the dancer should have sensitivity to Gong sounds.
Legong dance is performed by female dancers, usually consisting of three dancers. Legong dancers wear luxurious costumes. They are accompanied by special Gong called Gamelan Semar Pagulingan. Gamelan Semar Pagulingan is smaller than the other traditional instruments and has specific sounds.
The development of Legong dance made way to some new dances which have the same basic movements plus different variations of movement, such as: Andir/ Nandir (district of Tabanan) or Sahyang Legong (Ketewel village located in the district of Gianyar). The famous one is Legong Keraton. This dance is often performed to greet special guests who come to Bali.



BEBALIHAN (Entertainment Dance)

Creativity of Balinese artists makes the development of Bebalihan in Bali to never cease. Many new Bebalihan are created yearly or even monthly. These dances are categorized as Kontemporer or contemporary dance and usually performed in social events. Below are some classic Bebalihan usually performed in local or international events.

Baris Dance
The name of Baris was taken from Balinese word Bebaris which means groups of soldiers. This dance describes Balinese soldiers in the warring arena. The dancers hold weapons, such as: Tumbak (spear), Keris (dagger), etc. for supporting their soldier characters. Baris dance is performed by 8-40 male dancers. According to the different weapons, clothes and accessories, Baris has variations, such as Baris Tumbak, Baris Panah, Baris Tamiyang, Baris Bedil, Baris Jangkang, etc. This dance is often performed in many social events in Bali. Baris Gede is only performed in ceremonies. This dance is performed by a boy (before puberty). Baris Gede belongs to sacred dance and has purposes like Rejang.

Barong Dance
Barong (symbol of good faith) comes into war with rangda (a symbol of evil). The dance also performs a few people who are in trance and bring with them traditional weapon, keris. In the great battle where the Barong wins, the ending of the performance is marked by a priest giving out the holy water.
Barong looks like a big puppet moved by 1-2 people. Barong was born by mixing Balinese and Chinese culture from around the 11th century. The shape not too different from the Chinese Barong Sai, the Balinese Barong mostly takes animal shapes, such as: Barong Ket (lion), Barong Macan (tiger), Barong Bangkung (pig), etc.
In development times of the Barong in Bali, it is performed as a dance which mostly takes its plot from Hindu legend in Java called Calonarang. This dance is symbol of the balancing positive and negative powers called Rwa Bhineda. Barong dance looks like a drama but without conversation and has two main characters; Barong Ket (symbol of positive power) and Rangda (symbol of negative power).
Barong Dance, Bali

The main point of Calonarang is a battle between a priest and his student against a queen, who has evil powers, and her soldiers. The priest changes himself into a Barong Ket to battle against the queen who changes herself to be a monster called Rangda. Some characters in Barong dances use masks. These masks are believed to have spirits and usually get an offering by the dancer before the show starts. You will see dancers in trance in this dance, especially when the students of the Barong attack Rangda by their unsheathed keris. The amazing fact is that the dancers do not bear marks and are unwounded.

Belibis Dance
Belibis is another welcoming dance. It is performed by 5 or more girls in beautiful costumes. The movements are adopted from swan movements, thus it is also known as the Swan dance.

Gebug Ende Dance
Gebug Ende is from the district of Karangasem. This dance is performed by 2-16 male dancers. Every dancer wields a shield, made from rattan, called Ende and a rattan stick. They dance while hitting the Ende (shields) of the other dancer by rattan sticks. Gebug Ende means ‘hitting the Ende’.
The dance is quite unique as it has certain rules that have to be followed by the participants. Led by a referee, this dance starts with two dancers, while the rest sit in a circle, cracking jokes and singing, while waiting their turns. The jury decides which of the two contestants loses the game and has to leave the stage. Then they will call the next men to the stage. This continues until all have had a turn. Sometimes the fight becomes very fierce and the dancers get thrown off the stage from the blows of the rattan sticks. Bruises and wounds are common.
A long time ago, Gebug Ende was performed to call for rain. Now this dance has become a very unique entertainment not only for locals, but also foreigners.

Ghopala Dance
Ghopala has the purpose of thanking God for a good harvest. It is usually performed by 5 or more couples in the harvesting month. The male dancers will take place first and after some minutes followed by female dancers. Ghopala dance movements are very unique, relaxed, and funny. At this time Ghopala has become one of the favorite entertainment dances in Bali and is often performed in social events.

Janger Dance
Janger dance is an entertainment dance performed by the Balinese youth. It tightens relationship among them. Janger is performed by couples in social events, such as: wedding parties, celebrations of harvest, etc. Dancers not only dance but also sing. It is accompanied by melodious music instruments called Batel / Tetamburan which makes for a very merry scene. Every place in Bali has their own style of the dance which makes it different among them.

Jegog Dance
The name is taken from the bamboo instrument which accompanies the dance called Jegog. Jegog comes from district of Jembrana. Jegog is performed by a female dancer and accompanied by the sounds of a Jegog (a bamboo instrument). The beautiful movement and melodious instruments make this dance performed not only in social events around Jembrana, but also in other places in Bali, such as Denpasar, Klungkung, and Gianyar.

Joged Dance
Joged is among the favorites, where one or more female dancers are accompanied by bamboo instruments. Unlike Jegog which is performed by female dancers from the beginning until the end of the performance, joged dancers usually invite male audiences as their partner even they are not dancers. Do not be worried when you are chosen by the dancer because you have not to be an expert to accompany their moves.

Kecak Dance
Accapella’s music accompanies the dynamic movement of Kecak’s dancers.
Kecak Dance has been regarded as a fantastic performance in Bali since a long time ago, not only by Indonesians but also many people around the world. Kecak is performed by a group of male dancers and usually performed in the evening. Kecak dancers sit on the ground surrounding a big torch while singing. They sing as though Balinese instrument sounds and are not accompanied by any music instruments whatsoever. The movements only use the hands and head.
Kecak Dance, Bali

Kecak was performed for the first time in 1930 as an entertaining pastime dance among Balinese males. At that time, Kecak were only played in small celebrations such as during the harvest month or village anniversary.
The development of drama in Bali, especially Sendratari, brought a changed to this dance. Kecak and Janger dances started to enter Sendratari’s scene which mostly performs classical stories such as Ramayana and Mahabratha. It is now usually performed regularly at Tanah Lot (in the Tabanan district) and Batubulan (Gianyar district). Kecak dance is also performed in many national and international events held in Bali.

Mekare-Karean/ Pandan War
Makare-karean is also known as Pandan War. It is a combination between dance and ritual. It is performed in Tenganan village only (a traditional village in district of Karangasem) during the village temple anniversary. This old tradition has the purpose for invoking bravery among male youth of Tenganan and respecting the temple God.
Mekare-karean is performed by male dancers using thorny pandanu leaves and rattan shields as their main gear. Before performing, the dancers undergo some ritual to ensure they will be all right during the show. The show is started by the groups of young men surrounding the dance arena where an older man as an umpire is ready. Then, two young men, who bring the thorny leafs and rattan shields, take stance in the arena. Next, they attack one another. There is no winner or loser in this battle. The umpire will stop the action when the one’s body has bled. This process is continued until all dancers have got the chance.
Even though they bleed, they never feel hurt. They will be healed by traditional medicine made from turmeric. The medicine is usually prepared by the females. If you want to see this dance, you must go to Tenganan village around the months of June-July.

Mresi Dance
Mresi is another dance which comes from the Tenganan village. This dance is performed by male dancers who have not married yet. Mresi dance is believed to help the dancer find his soul mate. The dancer brings Keris (dagger) as symbol of courage and power. Mresi is accompanied by special instruments called Gamelan Selonding. The combination of dance movements, Keris, and sounds of Gamelan Selonding make this dance look masculine.

Oleg Tambulilingan Dance
Oleg Tambulilingan is an entertainment dance created by Balinese artist Mario in 1952. This dance is one of the couple dances which have very beautiful movements. Oleg Tambulilingan was inspired by a couple of bumblebees flirting in a flower garden. Tambulilingan means bumblebee in English.
The show is started with a female dancer in beautiful costume entering the stage. After several minutes, the male dancer enters. This dance has a long duration and is accompanied by melodious sounds of the Gamelan. Oleg Tambulilingan is often performed in formal events in Bali.

Puspanjali Dance
Puspanjali was created in 1989 by two Balinese dancers; Swasthi Wijaya and I Nyoman Windha. Puspanjali is one of the welcoming dances which has dynamic and beautiful movements. The name Puspanjali was taken from the word Puspa meaning flower and Anjali meaning respecting or greeting. Thus, Puspanjali means ‘greeting with flowers’. This dance is performed by 5-7 female dancers. The dancers bring flowers in Bokor or flower garlands which will be given to the guests in the end of the dance sequence. If you are invited in some events in Bali you may be able to see this dance.

Arja Dance
Arja at many sections of it is more like an opera. The drama whose dialogue exerts macapat style is projected to be on stage since 1820. Arja used to stage the famous story of Panji, but today’s show begins to include the folklores, like Ramayana and Mahabarata. The interesting part of Arja show is that it is very communicative show with some humorous dialogues during its performance.

0 comments:

Beleganjur / Baleganjur






Istilah Baleganjur berasal dari kata Bala dan Ganjur.Bala berarti pasukan atau barisan,Ganjur berarti berjalan.Jadi Balaganjur yang kemudian menjadi Baleganjur yaitu suatu pasukan atau barisan yang sedang berjalan,yang kini pengertiannya lebih berhubungan dengan sebuah barungan gamelan. Baleganjur adalah sebuah ensamble yang merupakan perkembangan dari gamelan bonang atau  bebonangan.Baik dari segi instrumentasinya maupun komposisi lagu-lagunya.Menurut Dr.I Made Bandem dalam bukunya yang berjudul “Ensiklopedi Gamelan Bali” menulis: Bonang atau bebonangan adalah sebuah barungan yang terdiri dari berbagai instrument pukul(percussive) yang memakai pencon seperti reong,trompong kajar,kempli,kempur,dan gong. Gamelan bonang memakai dua buah kendang yang dimainkan memakai panggul cedugan. Dalam lontar Prakempa disebutkan bahwa gamelan bonang dipakai untuk mengiringi upacara ngaben.Sama kasusnya dengan gamelan baleganjur yang pada umumnya dipakai untuk mengiringi upacara ngaben.
Hampir setiap desa di Bali memiliki gamelan Baleganjur.Hal ini disebabkan karena berkembang pesatnya Gong Kebyar di seluruh Bali.Karena sebagian dari instrument kebyar dapat digunakan sebagai ensambel baleganjur.Hanya perlu ditambahkan instrument cengceng kopyak(semacam symbal),sebuah bebende(semacam tambur cina),dan sebuah tawa-tawa yang bertugas memegang matra.
  • Instrument pada barungan baleganjur:
  1. 1 buah kendang lanang
  2. 1 buah kendang wadon
  3. 4 buah reong(Dong,Deng,Dung,Dang)
  4. 2 Ponggang(Dung,Dang)
  5. 8-10 buah cengceng
  6. 1 buah kajar
  7. 1 buah kempli
  8. 1 buah kempur
  9. 1 pasang gong(lanang’wadon)
  10. 1 buah bende
alat musik yang digunakan dalam Baleganjur / Beleganjur


Seperti telah disebutkan diatas bahwa gamelan baleganjur pada awalnya difungsikan sebagai pengiring upara ngaben atau pawai adat dan agama.Tapi dalam perkembangannya,sekarang peranan gamelan ini makin melebar.Kini gamelan baleganjur dipakai untuk mengiringi pawai kesenian,ikut dalam iringan pawai olah raga,mengiringi lomba laying-layang,dan ada juga yang dilombakan.
Meluasnya peranan baleganjur dari fungsi semula sebagai pelengkap upacara adat dan agama,atau pawai non ritual,mungkin disebabkan oleh tuntutan dan kebutuhan para pendukungnya,dalam dialektikanya dengan perkembangan nilai dan zaman.Tapi fenomena ini memberikan nilai positif bagi perkembangan gamelan baleganjur ini.Sebab,menurut Dr.edy Sedyawati,pengembangan lebih mempunyai konotasi kuantitatif daripada kualitatif;artinya membesarnya,dan meluasnya.Dalam pengertian kuantitatif itu,pengembangan seni traditional Indonesia berarti membesarkan penyajiannya atau meluaskan wilayah pengenalannya.Tapi bagaimanapun juga perkembangan suatu seni budaya berarti kita berbicara suatu proses.Sebab konsep suatu bentuk kesenian jelas tidak hanya mengacu secara horizontal saja,namun juga mengarah kepada perkembangan secara vertical.Ini berarti kualitas juga menjadi tujuan.Tahap perkembangan dan kondisi yang dialami gamelan Baleganjur itulah yang dijadikan modal dalam pengembangan gamelan ini untuk meraih kualitas yang lebih baik.Atau dengan adanya modal ini,harapan untuk mencapi tujuan kualitas tentu lebih terbuka.

0 comments:

Pacuan Kerbau atau Mekepung Keunikan Bali

Mekepung - Source



Bali sebagai salah satu Propinsi di Nusantara Indonesia, masyarakatnya adalah agraris yang terkenal dengan organisasi yang disebut Subak yaitu organisasi yang mengatur tentang pengairan disawah. Masyarakat petani dalam melakukan aktifitas pertanian di sawah dengan memanfaatkan alat-alat tradisional yang paling popular disebut bajak, yang mana dalam pengolahan tanah dibagi dalam tahapan-tahapan kegiatan yaitu untuk menggemburkan tanah memakai bajak tenggala, untuk membersihkan tanah dari gulma-gulma memakai bajak jangkar, untuk melumatkan tanah menjadi lumpur memakai bajak lampit slau, dan terakhir untuk menghaluskan tanah memakai bajak plasah. Setelah permukaan tanah lumpur tersebut halus baru ditanami padi bulih (tanaman pohon padi yang masih muda), yang mana dalam proses aktifitas pertanian di sawah ini masyarakat Bali menerapkan sistim kerja ngajakan (kerja gotong royong/bekerja saling Bantu membantu tanpa imbalan jasa).
Atraksi Mekepung ini hanya ada di belahan Bali Barat yaitu di Kabupaten Jembrana. Mekepung artinya berkejar-kejaran, inspirasinya muncul dari kegiatan tahapan proses pengolahan tanah sawah yaitu tahap melumatkan tanah menjadi lumpur dengan memakai bajak lampit slau. Dalam proses melumatkan tanah, petani sawah bekerja secara gotong royong bersama rekan-rekannya petani sawah termasuk beserta sanak keluarganya dalam mempersiapkan konsumsinya. Bajak lampit slau ditarik oleh dua ekor kerbau dan sebagai alat menghias kerbau maka pada leher kerbau tersebut dikalungi genta gerondongan (gongseng besar) sehingga apabila kerbau tersebut berjalan menarik bajak lampit slau maka akan kedengaran bunyi seperti alunan musik rok (dengan suara gejreng-gejreng), karena bekerja gotong royong maka ada bajak banyak yang masing-masing ditarik oleh dua ekor kerbau yang ditunggangi oleh seorang sais/Joki duduk di atas bajak lampit slau. Dalam kegiatan ini sais tersebut mulai ada yang ingin mengadu kebolehan kerbaunya dalam kekuatan menarik bajak, maka disinilah awal mulanya terjadi mekepung yaitu adu kekuatan kerbau menarik bajak sehingga untuk pertama kalinya adanya atraksi mekepung adalah mekepung di sawah yang berisi tanah lumpur yaitu di Subak Pecelengan Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana – Bali. Lama-kelamaan kegiatan atraksi ini diikuti oleh petani lainnya dan berkebang di wilayah lainnya seperti di Subak Temuku Aya, Subak Tegak Gede dan Subak Mertasari dan kemudian berkebang khusus menjadi Atraksi Mekepung di Sawah yang kegiatannya dilakukan secara bergilir pada saat mulai ada air disawah.
Atraksi Mekepung di sawah ini berkembang sekitar tahun 1930 dan Sais/Jokinya berpakain ala prajurit Kerajaan di Bali jaman dulu yaitu pakai destar, selendang, selempod, celana panjang tanpa alas kaki dan dipinggang terselip sebilah pedang yang memakai sarung poleng(warna hitam putih). Berselang beberapa lama karena setelah selesai atraksi Mekepung di tengah sawah berlumpur para Sais/Joki selalu kotor dilumuri lumpur maka Atraksi Mekepung ini kemudian berkebang menjadi Mekepung di jalan yang ada di Sawah dan atraksi ini berkembang mulai tahun 1960 dengan dibentuk organisasi Mekepung yang terdiri dari dua kelompok yang diberi Nama “Regu Ijo Gading Timur” dengan lambang Bendera warna merah dan kelompok yang berada di sebelah Barat Sungai Ijogading diberi Nama “Regu Ijo Gading Barat” dengan lambang Bendera Warna Hijau . Ijo Gading adalah nama sebuah sungai yang membelah jantung Kota Negara, ibu kota kabupaten Jembrana, menjadi dua bagian yaitu belahan kota sebelah barat sungai Ijo Gading dan belahan sebelah timur sungai Ijo Gading.
Sarana yang dipakai bukan lagi Bajak Lampit Slau melainkan Pedati dengan ukuran sangat mini yang dihiasi dengan ukiran yang sangat menarik para Sais/Joki berbusana tradisional yaitu memakai destar batik, baju tanganpanjang memakai selempod, memakai celana panjang dan memakai sepatu tetapi tidak menyelipkan pedang pada pinggang sehingga Mekepung ini diberi nama “BENHUR JEMBRANA”.
Sebagai Pengurus Harian dibentuk pengurus yang namanya Koordinator Mekekpung Kabupaten Jembnrana dengan Koordinator I Wayan Gelgel dari Desa Delodbrawah, sebagai Ketua Regu Ijo Gading Timur (Blok Timur) adalah I Ketut Astawan dari Kelurahan Dauhwaru sedangkan Ketua Regu Ijo Gading Barat (Blok Barat) adalah Wayan Deken dari Desa Manistutu.
Masing-masing Regu membawahi 100 pasang kerbau pepadu (kerbau mekepung) dengan nama masing-masing pasangan kerbau sangat berpariasi seperti ada nama pasangan kerbau Batu Api, Embak Lampir, Hanoman, Gerandong, Nini Pelet, Raden Bentar dan lain-lainnya yang namanya sangat unik. Nama-nama ini sengaja dipilih dari nama-nama yang terdapat pada Legenda-Legenda yang sangat populer dan para Sais/Joki menginkan agar kerbaunnya bisa lebih populer sesuai dengan nama besar lakon legenda tersebut. 
Atraksi Mekepung dilaksanakan setiap hari Minggu dan dapat disaksikan mulai dari bulan Juni sampai dengan bulan Oktober yaitu berupa latihan dan sepuluh kali pertandingan dalam bentuk pertandngan lokal, pertandingan perebutan piala Bupati Cup (Agustus) dan pertandingan perebutan Piala Gubernur Cup (Oktober).

2 comments: